Aluminium foil sering dalam bahasa sehari-hari disebut sebagai “timah” karena alasan sejarah dan kesamaan tampilan antara kedua bahan tersebut. Namun, Penting untuk diperhatikan bahwa aluminium foil dan kertas timah bukanlah hal yang sama.
Inilah mengapa aluminium foil kadang-kadang disebut “timah”:
Konteks Sejarah: Syarat “timah” berasal dari masa ketika timah digunakan untuk membuat lembaran tipis untuk membungkus dan mengawetkan makanan. Sebelum meluasnya penggunaan aluminium, timah umumnya digunakan untuk barang-barang rumah tangga, termasuk kemasan makanan. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, timah lebih mudah didapat dan familiar bagi masyarakat dibandingkan aluminium.
Penampilan dan Penggunaan: Alumunium foil dan kertas timah memiliki tampilan mengkilat serupa, terutama saat masih baru. Keduanya tipis dan mudah dibentuk, membuatnya cocok untuk membungkus dan menutupi makanan. Selain itu, kedua bahan tersebut digunakan untuk tujuan serupa di dapur, seperti menutup piring saat memasak atau membungkus sisa makanan.
Bahasa dan Tradisi: Bahasa sering kali membawa istilah-istilah lama meskipun materi yang dirujuknya berubah. Syarat “timah” menjadi tertanam dalam bahasa populer, dan bahkan aluminium secara bertahap menggantikan timah karena sifat-sifatnya yang unggul, istilah yang lebih lama tetap ada.
Nostalgia: Syarat “timah” juga dapat digunakan untuk alasan nostalgia atau tradisional, karena beberapa orang mungkin ingat kakek-nenek atau generasi tua mereka menggunakan istilah tersebut sebelum aluminium menjadi lebih umum.
Namun, penting untuk membedakan antara aluminium foil dan kertas timah asli:
Alumunium foil: Bahan modern yang digunakan saat ini untuk membungkus makanan, memasak, isolasi, dan berbagai aplikasi lainnya berbahan alumunium. Aluminium foil ringan, sangat fleksibel, dan memiliki konduktivitas panas yang sangat baik, menjadikannya produk serbaguna dan banyak digunakan.
Timah: Kertas timah asli, terbuat dari timah, digunakan di masa lalu tetapi sebagian besar telah digantikan oleh aluminium karena banyaknya aluminium, biaya rendah, dan properti yang lebih baik. Timah sudah mulai ditinggalkan dan digantikan dengan aluminium untuk kemasan makanan karena kekhawatiran akan potensi reaktivitas timah dengan makanan yang bersifat asam.